Jumat, 11 Desember 2009

Ambil uang honor

“Aku buka kembali catatan harianku. Catatan yang aku tulis di kamarnya Joyo, temanku dari Sumatra. Aku tulis pada hari Rabu (9/12/2009) pukul 18 52 WIB.”
Seorang yang telah menyelesaikan suatu kewajiban, berarti dia akan mendapatkan suatu hak. Besar kecilnya hak tergantung pada hasil kerjanya. Begitulah yang terjadi dalam dunia kerja, seorang yang telah mnyelesaikan tugasnya, berhak untuk mendapatkan gaji.
Begitu juga dengan diriku yang sedang magang di salah satu perusahaan surat kabar di Kota Bengawan. Magang bulan November sudah akau selesaikan, berarti aku mendapatkan hak. Penyerahan hak ini diatur dalam perjanjian sebelumnya. Yaitu pengambilan honor setiap tanggal 5 setiap bulan.
Bukan aku tidak butuh uang, aku tidak segera mengambil honor tersebut. namu karena berbagai alas an aku menunda untuk mengambilnya, dan baru hari ini (Rabu-red) aku sempat.
Memang besarnya tidak seberapa. Namun ini adalah hasil usahaku sendiri. Jumlah honor bulan November tidak lebih dari bulan Oktober. Honor bulan pertama yang aku terima sebesar Rp 171.000. sedangkan honor kedua ini senilai Rp 144.000 saja.
Tapi tidak apalah dengan uang tersebut. dalamm hati kecilku terdapat kebahagiaan lantaran sebagian berita yang aku buat dimuat di SOLOPOS. Kalau biasanya hanya kronik (berita pendek) di rubrik “kutha-kutha”, kini menjadi Headline (HL) pada hari Senin (7/12).
Soft news tulisanku hari ini (Rabu) yang dimuat adalah kelanjutan berita HL kemarin sewaktu hujan yang merobohkan sebuah bangunan milik Suryanto, 51.
Beritaku hati ini berjudul Meski telah hancur, Suryanto bersyukur. Ini bukan berarti tanpa lelah. Ini hampir seperti HL yang harus hujan-hujan segala.
Ketika hari Senin (7/12) sore, aku hamper sampai di Kantor SOLOPOS. Namun Hp punyaku bergetar. Setelah aku buka ternyata isinya adalah harapan agar aku meliput kembali kejadian rumah roboh Minggu (6/12) kemarin untuk latihan soft news. Pesan tersebut tidak lain adalah dari redakturku, Mbak Niken.
Isi sms-nya sebagai berikut :
“Dalhar, kau bisa pantau,follow up-I kabare pak suryanto si penjual foto.” Sms kedua “Balik kanan jg boleh.buat berlatif softnews.” (seharusnya soto, bukan foto).
Singkat cerita, ketika aku hamper di SOLOPOS, aku harus banting stir untuk meliput kembali di Sangkrah. Tapi itu sudah berlalu, dan aku panen hasilnya.
Pernah aku menghitung pengeluaranku di bulan November melalui Hp. Maklumlah Hp-ku terdapat fitur untuk menghitung pengeluaran harian. Total yang aku keluarkan selama bulan tersebut sebesar Rp 651.350, yang terdiri dari uang makan, transport, organisasi, hataman kos, biku, motor, pulsa dan bensin.
Cape’ aku mala mini (Rabu). Di kamarnya Joyo ini aku nikmati malam yang dingin ini. Di luar gerimis. Sebenarnya ada undangan diskusi dengan tema Hari Antikorupsi. Belum tahu berangkat atau tidak.
Tulisan mengalami berbagai perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar