Rabu, 23 Desember 2009

Berkenalan dengan Ibnu Khaldun

Dilahirkan di Afrika tahun 1332, seorang sejarawan, Sosiolog dan masih banyak lagi gelar yang dibawanya. Ibnu khaldun namanya. Manusia yang hidup pada era kegelapan Islam. Seorang yang dipengaruhi pemikiran Ghazali (1058-111) dan Ibnu Rusdy (1126-1198). Dari kedua tokoh inilah yang sangat mempengaruhi pemikiran Ibnu Khaldun.
Padahal antara Ghazali dan Ibnu Rusdy terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Ghazalli adalah seorang yang menentang rasionalitas. Beliau sangat memusuhi ajaran Aristoteles. Sedangkan Ibnu Rusdy adalah pendukung Aristoteles. Ibnu Khaldun inilah yang memadukan antara keduanya ini sehingga menjadi metode yang Ilmiah.
Islam pernah jaya pada abad ke-10, namun sekarang mengalami kegelapan. Kegelapan dalam artian Islam belum bisa bangkit dari ketertinggalan negara barat. Mungkin sudah menjadi siklus sejarah, bawa suatu bangsa tidak akan jaya terus menerus. Pasti ada masa lahir, berkembang, masa kejayaan dan masa kejatuhan. Memang itu tidak bisa diingkari lagi. Manusia selalu dinamis. Permasalahannya apakah kita hanya menunggu giliran saja tanpa harus berusaha.
Pandangan Ibnu Khaldun tidak begitu. Namun masa kejayaan dapat diperoleh dengan adanya suatu pendekaatan historis. Maksudnya apa? Jika masyarakat Islam mempelajari sejarah zaman dulu, kemungkinan besar masyarakat Islam akan bangkit kembali dari kegelapan. Baik mempelajari cara mendapatkan kejayaannya dan bagaimana mempertahankan kejayaan tersebut. Kesalahan-kesalahan apa dulu yang diperbuat dapat kita evaluasi.
Karya monumental beliau adalah “Mukaddimah”. Sebuah karya yang spektakuler tentang Ilmu sosial dan sejarah yang melebihi zamannya. Artinya pada zaman itu yang sudah dikembangkan dalam dunia Islam, justru menjadi sejarah yang modern di awal abad ke-20. Dan yang memperkenalkan adalah orang Barat.
Sehingga apa yang digemborkan oleh mereka sebenarnya sudah ada beberapa abad sebelumnya. Teori Ibnu Khaldun diperkenalkan kembali oleh Lucian Febvre dan Marc Bloch dari Prancis dengan madzhab Annales School. Nama ini diambil dari sebuah buletin yang ada di Prancis.

Dalam madzhab Annales dijelaskan bagaimana sejarah itu tidak hanya permasalahan politik saja. Banyak sangkalan dari Annales tentang sejarah politik. Pertama, kehidupan tidak melulu ditentukan oleh politik, politik hanya sebagai salah satu aspek saja. Kedua, perjalanan manusia tidak hanya ditentukan oleh politik. masih banyak faktor lain yang menentukan, misalnya, iklim, kondisi geografi, lingkungan dan sebagainya. Ketiga, sejarah politik hanya sejarah para penguasa/ elite. Sejarah jenis ini merupakan model sejarah lama atau konvensional.
Sejarah model ini sudah ditinggalkan pada tahun 1960-an. Namun dengan munculnya sejarah baru (new History) ini tidak terlepas dari peran Ibnu Khaldun sebagai pelopor sejarah Modern Dalam new History digunakan ilmu bantu sebagai penelitian Ilmu Sejarah. Misalnya menggunakan ilmu bantu Sosiologi, Antropologi dan Ilmu sosial lainnya. Sehingga sejarah baru ini lebih dipahami sebagai sejarah sosial.
Di dalam sejarah baru juga diperkenalkan dengan sejaran multi dimensional. Jadi satu peristiwa sejarah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Misalnya dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. tidak hanya kelompok yang terlibat dalam peristiwa sejarah saja yang ditulis, melainkan juga kelompok kecil yang secara tidak langsung terlibat juga perlu di tulis. Sehingga yang dihasilkan adalah sejah secara total/ Totalitas Sejarah
Dalam prespektif sejarah, Ibnu Khaldun menggolongkan Sejarah dalam dua golongan yaitu Luar dan Dalam. Sejarah dalam arti luar yaitu sejarah hanya sebagai cerita belaka/ naratif history. Model ini antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu sama saja dalam memahami suatu peristiwa. Kejadianyang ada hanya sebagai cerita belaka dan tidak ada hikmah dibalik peristiwa tersebut.
Sedangkan model kedua yaitu sejarah dalam arti bathinnya. Jenis kedua ini tidak hanya memahami peristiwa hanya sebagai cerita belaka, namun dibutuhkan ketajaman analisis dalam memahami suatu peristiwa. Bagaimana kaitannya antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya, sehingga menghasilkan suatu kebenaran. Dan inilah yang di sebut dengan filsafat sejarah.
Setelah memahami sejarah, Ibnu Khaldun juga menggolongkan kegunaan sejarah ke dalam dua bagian. Pertama, sejarah sebagai fungsi akademis yaitu kontribusi tradisi pelestarian keilmuan di bidang keilmuan Islam. Kedua, sebagai fungsi Praktis. Yaitu penlisan ulang sejarah Islam yang ilmiah dan objektif.
Perkembangan Ilmu sejarah saat ini yang lebih modern juga tidak terlepas dari peran Ibnu Khaldun sebagai bapak Sejarawan modern. Justru dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, seharusnya sejarawan bisa menuliskan sejarah yang seobjektif mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar